Senin, 01 Juli 2019

Aku Hanya Ingin Berdamai dengan Diriku

Dan sampailah aku pada titik awal dimana kumulai semuanya. Aku berada di sini lagi. Aku kembali. Pada akhirnya pun, aku terpaksa harus berada di sini lagi. Untuk kesekian kalinya. Dengan luka yang sama. Kembali aku bertanya pada hati yang memberiku perasaan, "Untuk apa semuanya dimulai?"

Sudah hukumnya alam bahwa setiap permulaan pasti bersimbiosis dengan pemungkasan. Mau mengelak pun untuk apa. Buang-buang tenaga saja. Menghindar pun, toh pada akhirnya pasti bakal begini juga. Semua hanya soal waktu. "Mau bertahan berapa lama?" begitu sang waktu bertanya. Lalu ia pun menjalankan tugasnya, mengantarkanku pada jangka yang sudah disepakati bersama. Setelah itu, semuanya kembali ke awal. Seperti siklus.

Lalu bagaimana jika sudah seperti itu? Siapa yang harus disalahkan? Aku? Kamu? Waktu? Atau Sang Pencipta?

Tidak, teman.
Tidak ada yang bisa disalahkan di sini. Sudah kujelaskan, begitulah hukum alam berjalan. Kita seharusnya yang menyesuaikan. Waktu sudah menunjukkan isyaratnya. Dan tugasmu adalah menentukan apa yang sebaiknya dilakukan.

Hidup tidak selalu seperti kupon lotre. Jika belum beruntung, kamu harus coba lagi. Mengulangi hal yang sama. Membeli kupon yang baru. Terkadang, menyerah juga berharga. Agar tidak jatuh ke lubang yang sama.

Begitu aku menasehati diriku.
Namun diriku tidak pernah mau dinasehati.

Kamu mengerti?